Islam
mengajarkan agar kita senantiasa menyambung tali silaturrahim
sebagaimana firman Allah SWT:
Karena silaturrahim akan mendatangkan keberkahan rizki dan umur bagi
pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Oleh karena itu, hukumnya haram memutusakan tali silaturrahim sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Saudaraku, seperjuangan dalam dakwah Tauhid….
Ketahuilah iblis dan bala tentaranya tidak akan senang selamanya kepada keturunan Nabi Adam as. kecuali mereka berhasil menggoda umat manusia agar ikut masuk ke dalam neraka, termasuk di antaranya menebar permusuhan sehingga memutuskan tali silaturrahim antar keluarga, saudara, bahkan antara anak dan orang tua.
Sehingga dalam kasus permusuhan antar saudara sebenarnya bukan hanya dikarenakan karakter, psikis, maupun ego orang bersangkutan, namun ternyata ada intervensi syetan dalam bentuk manusia maupun jin. Dan sebagai seorang muslim sejati seharusnya kita berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berselisih dengan cara-cara yang baik. Berkenaan hal ini, Allah berikan 2 pengalaman yang merupakan pelajaran buat diri saya pribadi dalam usaha mendamaikan saudara semuslim sekaligus meruqyah karena ternyata ada intervensi jin jahat/syetan dalam memutuskan tali silaturrahim antara keluarga.
Kasus pertama:
Saat kami coba menasehati seseorang untuk berdamai (ishlah) tapi dia tidak mau terima bahkan menjadi emosi, kemudian diingatkan untuk istighfar malah menjadi kesurupan. Akhirnya saya dibantu dengan saudara lain berusaha meruqyah. Sekalipun reaksinya cukup keras namun kami terus membacakan ayat-ayat ruqyah sampai bacaan Ayat Kursyi, terlihat orang tersebut mulai melemah dan tersadarkan diri beberapa saat kemudian.
Awalnya memang cukup membuat tegang dan menyedihkan namun Allah berikan hidayah kepada yang berselisih, mereka kemudian menangis berpelukan, saling meminta maaf. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….
Kasus kedua:
Saat suami, anak-anak, serta saudaranya mencoba membujuk agar dia datang menjenguk dan memaafkan ibunya yang sedang sakit tapi tetap tidak berhasil. Selanjutnya saya diminta untuk membujuk dan menasehatinya. Sebelum berangkat maka saya sempatkan dulu untuk sholat dhuha dan berdo’a kepada Allah SWT agar memberikan hidayah kepada orang tersebut. Saat membujuk dan menasehati orang tersebut tidaklah mudah, namun saya coba menjadi pendengar yang baik. Saya dengarkan segala unek-unek yang ia sambil menangis. Sadar bahwa saya tidak mampu apa-apa maka sambil memegang lututnya, saya berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah kepadanya serta melembutkan hatinya. Sambil mendengar curhatannya, saya terus berharap dan membaca: “Yaa Haadi, Yaa Lathiif, berikan hidayah kepadanya dan lembutkan hatinya….” Alhamdulillah, akhirnya dia mau datang menjenguk ibunya yang sedang sakit.
Sesampai ke tempat tujuan maka tidak lama ibu dan anak itu pun saling berpelukan, menangis, dan saling memaafkan. Namun, tiba-tiba si anak bereaksi aneh dan ternyata dia kesurupan. Akhirnya saya dibantu oleh saudara mencoba meruqyahnya, belum saja selesai memabaca surat Al-Fatihah orang tersebut lemas dan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian dia bangun sadarkan diri tanpa tahu apa yang telah terjadi. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….
Pelajaran yang bisa diambil dari 2 kasus di atas adalah sbb:
1. Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membolak-balikkan hati manusia, maka senantiasa berdo’alah pada-Nya agar menetapkan hati kita dalam ajaran Islam.
2. Minta tolonglah kepada Allah SWT dengan senantiasa sabar dan sholat sebagai dalam segala permasalahan apapun.
3. Pengalaman tersebut mudah-mudahan menjadi ibroh/pelajaran bagi kita agar mewaspadai makar dan segala usaha licik syetan untuk menggelincirkan manusia ke dalam neraka. Syetan amat senang dan selalu berusaha untuk memutuskan tali silaturrahim. Syetan membisikkan kedengkian dan permusuhan sekalipun dalam satu keluarga yang diikat dengan hubungan darah.
4. Ternyata ada intervensi jin jahat dalam diri orang yang memutuskan tali silaturrahim, bukan semata-mata dikarenakan ego atau karakter bersangkutan.
5. Waspada dan hindarkan diri dari sedih, emosi, serta senang yang berlebihan karena itu semua merupakan pintu yang amat mudah syetan menguasai diri/tubuh manusia.
6. Kewajiban muslim untuk mendamaikan saudaranya yang sedang bertikai.
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ ...عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
“….Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’ [4]: 1)
Karena silaturrahim akan mendatangkan keberkahan rizki dan umur bagi
pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَن ْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ
فِيْ رِزْقِهِ وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka
hendaklah bersilaturrahim." (Muttafaq 'alaih)
Oleh karena itu, hukumnya haram memutusakan tali silaturrahim sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحْمٍ
"Tidak
akan masuk Surga orang yang memutuskan hubungan kerabat". (Muttafaq
'alaih)
Saudaraku, seperjuangan dalam dakwah Tauhid….
Ketahuilah iblis dan bala tentaranya tidak akan senang selamanya kepada keturunan Nabi Adam as. kecuali mereka berhasil menggoda umat manusia agar ikut masuk ke dalam neraka, termasuk di antaranya menebar permusuhan sehingga memutuskan tali silaturrahim antar keluarga, saudara, bahkan antara anak dan orang tua.
Sehingga dalam kasus permusuhan antar saudara sebenarnya bukan hanya dikarenakan karakter, psikis, maupun ego orang bersangkutan, namun ternyata ada intervensi syetan dalam bentuk manusia maupun jin. Dan sebagai seorang muslim sejati seharusnya kita berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berselisih dengan cara-cara yang baik. Berkenaan hal ini, Allah berikan 2 pengalaman yang merupakan pelajaran buat diri saya pribadi dalam usaha mendamaikan saudara semuslim sekaligus meruqyah karena ternyata ada intervensi jin jahat/syetan dalam memutuskan tali silaturrahim antara keluarga.
Kasus pertama:
Saat kami coba menasehati seseorang untuk berdamai (ishlah) tapi dia tidak mau terima bahkan menjadi emosi, kemudian diingatkan untuk istighfar malah menjadi kesurupan. Akhirnya saya dibantu dengan saudara lain berusaha meruqyah. Sekalipun reaksinya cukup keras namun kami terus membacakan ayat-ayat ruqyah sampai bacaan Ayat Kursyi, terlihat orang tersebut mulai melemah dan tersadarkan diri beberapa saat kemudian.
Awalnya memang cukup membuat tegang dan menyedihkan namun Allah berikan hidayah kepada yang berselisih, mereka kemudian menangis berpelukan, saling meminta maaf. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….
Kasus kedua:
Saat suami, anak-anak, serta saudaranya mencoba membujuk agar dia datang menjenguk dan memaafkan ibunya yang sedang sakit tapi tetap tidak berhasil. Selanjutnya saya diminta untuk membujuk dan menasehatinya. Sebelum berangkat maka saya sempatkan dulu untuk sholat dhuha dan berdo’a kepada Allah SWT agar memberikan hidayah kepada orang tersebut. Saat membujuk dan menasehati orang tersebut tidaklah mudah, namun saya coba menjadi pendengar yang baik. Saya dengarkan segala unek-unek yang ia sambil menangis. Sadar bahwa saya tidak mampu apa-apa maka sambil memegang lututnya, saya berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah kepadanya serta melembutkan hatinya. Sambil mendengar curhatannya, saya terus berharap dan membaca: “Yaa Haadi, Yaa Lathiif, berikan hidayah kepadanya dan lembutkan hatinya….” Alhamdulillah, akhirnya dia mau datang menjenguk ibunya yang sedang sakit.
Sesampai ke tempat tujuan maka tidak lama ibu dan anak itu pun saling berpelukan, menangis, dan saling memaafkan. Namun, tiba-tiba si anak bereaksi aneh dan ternyata dia kesurupan. Akhirnya saya dibantu oleh saudara mencoba meruqyahnya, belum saja selesai memabaca surat Al-Fatihah orang tersebut lemas dan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian dia bangun sadarkan diri tanpa tahu apa yang telah terjadi. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….
Pelajaran yang bisa diambil dari 2 kasus di atas adalah sbb:
1. Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membolak-balikkan hati manusia, maka senantiasa berdo’alah pada-Nya agar menetapkan hati kita dalam ajaran Islam.
يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلى
دِيْنِكَ
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku
atas agama-Mu."
(HR Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan lainnya)
2. Minta tolonglah kepada Allah SWT dengan senantiasa sabar dan sholat sebagai dalam segala permasalahan apapun.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk."
(QS. Al-Baqarah [2]: 45)
3. Pengalaman tersebut mudah-mudahan menjadi ibroh/pelajaran bagi kita agar mewaspadai makar dan segala usaha licik syetan untuk menggelincirkan manusia ke dalam neraka. Syetan amat senang dan selalu berusaha untuk memutuskan tali silaturrahim. Syetan membisikkan kedengkian dan permusuhan sekalipun dalam satu keluarga yang diikat dengan hubungan darah.
4. Ternyata ada intervensi jin jahat dalam diri orang yang memutuskan tali silaturrahim, bukan semata-mata dikarenakan ego atau karakter bersangkutan.
5. Waspada dan hindarkan diri dari sedih, emosi, serta senang yang berlebihan karena itu semua merupakan pintu yang amat mudah syetan menguasai diri/tubuh manusia.
6. Kewajiban muslim untuk mendamaikan saudaranya yang sedang bertikai.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang
mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat."
(QS. Al-Hujurat [45]: 10)
postingan yang selalu mengingatkan kita akan jahatnya tipu daya jin jahat/syaithan. semoga kita termasuk orang orang yang selalu dilindungi Allah SWT dari godaan syaithan yang terkutuk
BalasHapusBetul saudaraku, Amiin....
BalasHapus