1. Meruqyah
Kasus Sakit Kepala Non Medis
Terlihat
murid-murid begitu semangat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Mereka duduk lesehan di atas lantai mengelilingiku dan begitu antusias
menyimak materi yang diajarkan. Saat itu, saya menjelaskan materi Iman kepada
Malaikat dengan sub materi: Perbedaan malaikat dengan makhluk ghoib yang lain
(jin, syetan, dan iblis). Di akhir pembelajaran, saya perkenalkan dan tawarkan
Ruqyah Syar’iyah sebagai solusi islami bagi umat untuk mendeteksi dan mengatasi
berbagai masalah/gangguan medis maupun non medis. “Siapa yang merasakan
sakit yang terus-menerus?”, tanya saya kepada para siswa. Tak lama kemudian
ada seorang siswi kelas VII yang mengangkat tangan dan menceritakan bahwa
selama ini dia selalu merasakan pusing (sakit kepala) di bagian kepala.
Selanjutnya, di hadapan para siswa
yang lainnya saya pun meruqyah siswi tersebut. Saya gunakan sarung tangan
terlebih dahulu dan meletakkan tangan kanan di atas kepala siswi tersebut.
Kemudian saya membaca QS. Al-Fatihah dengan khusyu dan penuh harapan kepada
Allah SWT agar Ia memberikan kesembuhan. Sedangkan siswi tersebut duduk
menghadap kiblat dan menyimak bacaan sambil menutup mata. Selesai membaca QS.
Al-Fatihah, saya bertanya pada siswi tersebut:
Saya: “Apa yang kamu rasakan atau kamu lihat tadi?”
Siswi: “Tadi saya lihat ada makhluk botak, terus tak lama dating pedang yang bercahaya. Kemudian makhluk botak itu pun hilang.”
Saya: “Nah, sekarang…. Gimana pusingnya? Apa masih terasa pusing?
Siswi: “Alhamdulillah, sekarang saya ‘gak pusing lagi, Pak….”
Subhanallah, tentunya kejadian ini membuat saya dan para siswa kaget sekaligus kagum. Kagum akan kekuasaan Allah SWT. Dan momen ini tidak saya sia-siakan, maka segera manfaatkan untuk menanamkan tauhid yang kuat, saya bertakbir: “Allahu Akbar!” Para siswa pun segera menjawab dengan lantang dan bersemangat: “Allahu Akbar!....” Selanjutnya, saya jelaskan bahwa ini bukti bahwa Al-Qur’an itu mukjizat sehingga wajib bagi kita sebagai muslim untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Saya: “Apa yang kamu rasakan atau kamu lihat tadi?”
Siswi: “Tadi saya lihat ada makhluk botak, terus tak lama dating pedang yang bercahaya. Kemudian makhluk botak itu pun hilang.”
Saya: “Nah, sekarang…. Gimana pusingnya? Apa masih terasa pusing?
Siswi: “Alhamdulillah, sekarang saya ‘gak pusing lagi, Pak….”
Subhanallah, tentunya kejadian ini membuat saya dan para siswa kaget sekaligus kagum. Kagum akan kekuasaan Allah SWT. Dan momen ini tidak saya sia-siakan, maka segera manfaatkan untuk menanamkan tauhid yang kuat, saya bertakbir: “Allahu Akbar!” Para siswa pun segera menjawab dengan lantang dan bersemangat: “Allahu Akbar!....” Selanjutnya, saya jelaskan bahwa ini bukti bahwa Al-Qur’an itu mukjizat sehingga wajib bagi kita sebagai muslim untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
SaudaraQyu…. Tentunya metode
pembelajaran seperti di atas akan sangat membekas dan tertanam kuat dalam hati
para siswa sehingga mereka akan semakin cinta dan takut kepada Allah SWT dan
tentunya mencintai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka.
2.
Meruqyah Kasus Sakit Kepala Medis
Saat
itu. Saya sedang asyik mempelajari Quranic Healing secara online di Ruang
Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) sekolah ditemani oleh beberapa guru dan
Tim SIM. Kemudian sambil browsing saya juga menceritakan bahwa Ruqyah Syar’iyah
adalah solusi islami bagi umat untuk mengatasi berbagai masalah medis maupun
non medis. Ternyata, ada rekan yang penasaran dan menceritakan bahwa selama ini
dia merasa migraen atau sakit kepala dan memang aktivitas kesehariannya adalah
selalu bekerja di depan laptop/komputer. Setelah dia setuju, saat saya tawarkan
ruqyah maka saya pun membaca ayat-ayat Ruqyah standar sambil memegang kepalanya
dengan tangan kanan.
Beberapa
menit pun berlalu dan rekan saya tersebut terlihat menikmati, menyimak sambil
menutup mata. Setelah selesai diruqyah, saya menanyakan kondisinya dan dia
menceritakan tidak terlintas penglihatan apapun saat dia diruqyah dan hanya
merasakan rileks selama itu.
Subhanallah walhamdulillah, rekan saya tersebut menjawab: “Wah, pusingnya hilang…. Pak Rizal sakti juga, ya….”
Subhanallah walhamdulillah, rekan saya tersebut menjawab: “Wah, pusingnya hilang…. Pak Rizal sakti juga, ya….”
Masya Allah,
tabarokallah…. Lucu juga ya,
dengar ada orang menyebut saya sebagai orang yang sakti. Padahal sebagai
muslim, saya tidak menggunakan ilmu kesaktian tapi justru siapapun bisa
meruqyah dan tentunya Allah Yang Maha Penyembuh. Innalhamdalillah, Laa haulaa walaa quwwata
illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim….
Saudara2Qyu n Anak2Qyu, camkan dan jawablah dengan jujur pertanyaan2 berikut ini:
BalasHapus1. Tidakkah hati merasa kagum akan kekuasaan Allah?
2. Tidakkah hati kita merasa kagum dengan Al-Qur'an, Kitab Suci kita yang juga bisa menjadi Syifaa (penawar/obat) dalam mengatasi masalah medis maupun non medis?
3. Tidakkah kita merasa malu karena begitu banyak waktu kita buang dengan sia-sia tanpa membasahi lisan dengan membaca al-Qur'an?
4. Tidakkah kita merasa malu, tatkala tahu syetan/jin begitu takut dan terakar kepanasan saat mendengar Al-Qur'an. Sedangkan kita begitu nyantai dan merasa tak berdosa membiarkan Al-Qur'an hanya sebagai pajangan berdebu di lemari bahkan asyik ngobrol dan mengerjakan aktivitas lain tanpa menyimak bacaan Al-Qur'an?
5. Mengapa???
subhanallah.. mau tanya, kalo meruqyah orang yg jarang solat dan cepat marah, apakah itu indikasi kalo dia ada setannya?
BalasHapus