"Assalamu'alaikum Wr. Wb." Selamat Datang, di Blog Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri 1 Kota Bogor. Created By: Rizal Dalil (Abu Abdillah)

Minggu, 14 Juli 2013

Intervensi Jin Jahat/Syetan dalam Memutuskan Tali Silaturrahim

Foto: ‎INTERVENSI JIN JAHAT/SYETAN DALAM MEMUTUSKAN TALI 
SILATURRAHIM



Islam mengajarkan agar kita senantiasa menyambung tali silaturrahim 
sebagaimana firman Allah SWT:

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ 
كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

“….Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya 
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan 
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” 
(QS. An-Nisaa’ [4]: 1)



Karena silaturrahim akan mendatangkan keberkahan rizki dan umur bagi

pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَن ْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ 
اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

"Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, 
maka hendaklah bersilaturrahim."

(Muttafaq 'alaih)



Oleh karena itu, hukumnya haram memutusakan tali silaturrahim 
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحْمٍ

"Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan hubungan 
kerabat". (Muttafaq 'alaih)



Saudaraku, seperjuangan dalam dakwah Tauhid….

Ketahuilah iblis dan bala tentaranya tidak akan senang selamanya kepada 
keturunan Nabi Adam as. kecuali mereka berhasil menggoda umat manusia 
agar ikut masuk ke dalam neraka, termasuk di antaranya menebar 
permusuhan sehingga memutuskan tali silaturrahim antar keluarga, 
saudara, bahkan antara anak dan orang tua.

Sehingga dalam kasus permusuhan antar saudara sebenarnya bukan hanya 
dikarenakan karakter, psikis, maupun ego orang bersangkutan, namun 
ternyata ada intervensi syetan dalam bentuk manusia maupun jin. Dan 
sebagai seorang muslim sejati seharusnya kita berusaha untuk mendamaikan
 kedua belah pihak yang berselisih dengan cara-cara yang baik. Berkenaan
 hal ini, Allah berikan 2 pengalaman yang merupakan pelajaran buat diri 
saya pribadi dalam usaha mendamaikan saudara semuslim sekaligus meruqyah
 karena ternyata ada intervensi jin jahat/syetan dalam memutuskan tali 
silaturrahim antara keluarga.



Kasus pertama:

Saat kami coba menasehati seseorang untuk berdamai (ishlah) tapi dia 
tidak mau terima bahkan menjadi emosi, kemudian diingatkan untuk 
istighfar malah menjadi kesurupan. Akhirnya saya dibantu dengan saudara 
lain berusaha meruqyah. Sekalipun reaksinya cukup keras namun kami terus
 membacakan ayat-ayat ruqyah sampai bacaan Ayat Kursyi, terlihat orang 
tersebut mulai melemah dan tersadarkan diri beberapa saat kemudian.

Awalnya memang cukup membuat tegang dan menyedihkan namun Allah berikan 
hidayah kepada yang berselisih, mereka kemudian menangis berpelukan, 
saling meminta maaf. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….



Kasus kedua:

Saat suami, anak-anak, serta saudaranya mencoba membujuk agar dia datang
 menjenguk dan memaafkan ibunya yang sedang sakit tapi tetap tidak 
berhasil. Selanjutnya saya diminta untuk membujuk dan menasehatinya. 
Sebelum berangkat maka saya sempatkan dulu untuk sholat dhuha dan 
berdo’a kepada Allah SWT agar memberikan hidayah kepada orang tersebut. 
Saat membujuk dan menasehati orang tersebut tidaklah mudah, namun saya 
coba menjadi pendengar yang baik. Saya dengarkan segala unek-unek yang 
ia sambil menangis. Sadar bahwa saya tidak mampu apa-apa maka sambil 
memegang lututnya, saya berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah 
kepadanya serta melembutkan hatinya. Sambil mendengar curhatannya, saya 
terus berharap dan membaca: “Yaa Haadi, Yaa Lathiif, berikan hidayah 
kepadanya dan lembutkan hatinya….” Alhamdulillah, akhirnya dia mau 
datang menjenguk ibunya yang sedang sakit.

Sesampai ke tempat tujuan maka tidak lama ibu dan anak itu pun saling 
berpelukan, menangis, dan saling memaafkan. Namun, tiba-tiba si anak 
bereaksi aneh dan ternyata dia kesurupan. Akhirnya saya dibantu oleh 
saudara mencoba meruqyahnya, belum saja selesai memabaca surat 
Al-Fatihah orang tersebut lemas dan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian
 dia bangun sadarkan diri tanpa tahu apa yang telah terjadi. Subhanallah
 walhamdulillah Allahu Akbar….



Pelajaran yang bisa diambil dari 2 kasus di atas adalah sbb:

1. Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membolak-balikkan hati 
manusia, maka senantiasa berdo’alah pada-Nya agar menetapkan hati kita 
dalam ajaran Islam.

يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلى دِيْنِكَ

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas 
agama-Mu." (HR Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan lainnya)



2. Minta tolonglah kepada Allah SWT dengan senantiasa sabar dan sholat 
sebagai dalam segala permasalahan apapun.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى
 الْخَاشِعِينَ

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan 
(mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, 
kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah [2]: 45)



3. Pengalaman tersebut mudah-mudahan menjadi ibroh/pelajaran bagi kita 
agar mewaspadai makar dan segala usaha licik syetan untuk 
menggelincirkan manusia ke dalam neraka. Syetan amat senang dan selalu 
berusaha untuk memutuskan tali silaturrahim. Syetan membisikkan 
kedengkian dan permusuhan sekalipun dalam satu keluarga yang diikat 
dengan hubungan darah.



4. Ternyata ada intervensi jin jahat dalam diri orang yang memutuskan 
tali silaturrahim, bukan semata-mata dikarenakan ego atau karakter 
bersangkutan.



5. Waspada dan hindarkan diri dari sedih, emosi, serta senang yang 
berlebihan karena itu semua merupakan pintu yang amat mudah syetan 
menguasai diri/tubuh manusia.



6. Kewajiban muslim untuk mendamaikan saudaranya yang sedang bertikai.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ 
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
 antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu 
mendapat rahmat.‎
 Islam mengajarkan agar kita senantiasa menyambung tali silaturrahim sebagaimana firman Allah SWT:
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ ...عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“….Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’ [4]: 1)

Karena silaturrahim akan mendatangkan keberkahan rizki dan umur bagi
pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَن ْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ وَيُنْسَاَ لَهُ فِيْ اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilaturrahim." (Muttafaq 'alaih)

Oleh karena itu, hukumnya haram memutusakan tali silaturrahim sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

لاَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحْمٍ
"Tidak akan masuk Surga orang yang memutuskan hubungan kerabat". (Muttafaq 'alaih)

Saudaraku, seperjuangan dalam dakwah Tauhid….
Ketahuilah iblis dan bala tentaranya tidak akan senang selamanya kepada keturunan Nabi Adam as. kecuali mereka berhasil menggoda umat manusia agar ikut masuk ke dalam neraka, termasuk di antaranya menebar permusuhan sehingga memutuskan tali silaturrahim antar keluarga, saudara, bahkan antara anak dan orang tua.
Sehingga dalam kasus permusuhan antar saudara sebenarnya bukan hanya dikarenakan karakter, psikis, maupun ego orang bersangkutan, namun ternyata ada intervensi syetan dalam bentuk manusia maupun jin. Dan sebagai seorang muslim sejati seharusnya kita berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak yang berselisih dengan cara-cara yang baik. Berkenaan hal ini, Allah berikan 2 pengalaman yang merupakan pelajaran buat diri saya pribadi dalam usaha mendamaikan saudara semuslim sekaligus meruqyah karena ternyata ada intervensi jin jahat/syetan dalam memutuskan tali silaturrahim antara keluarga.

Kasus pertama:
Saat kami coba menasehati seseorang untuk berdamai (ishlah) tapi dia tidak mau terima bahkan menjadi emosi, kemudian diingatkan untuk istighfar malah menjadi kesurupan. Akhirnya saya dibantu dengan saudara lain berusaha meruqyah. Sekalipun reaksinya cukup keras namun kami terus membacakan ayat-ayat ruqyah sampai bacaan Ayat Kursyi, terlihat orang tersebut mulai melemah dan tersadarkan diri beberapa saat kemudian.
Awalnya memang cukup membuat tegang dan menyedihkan namun Allah berikan hidayah kepada yang berselisih, mereka kemudian menangis berpelukan, saling meminta maaf. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….

Kasus kedua:
Saat suami, anak-anak, serta saudaranya mencoba membujuk agar dia datang menjenguk dan memaafkan ibunya yang sedang sakit tapi tetap tidak berhasil. Selanjutnya saya diminta untuk membujuk dan menasehatinya. Sebelum berangkat maka saya sempatkan dulu untuk sholat dhuha dan berdo’a kepada Allah SWT agar memberikan hidayah kepada orang tersebut. Saat membujuk dan menasehati orang tersebut tidaklah mudah, namun saya coba menjadi pendengar yang baik. Saya dengarkan segala unek-unek yang ia sambil menangis. Sadar bahwa saya tidak mampu apa-apa maka sambil memegang lututnya, saya berdoa kepada Allah agar memberikan hidayah kepadanya serta melembutkan hatinya. Sambil mendengar curhatannya, saya terus berharap dan membaca: “Yaa Haadi, Yaa Lathiif, berikan hidayah kepadanya dan lembutkan hatinya….” Alhamdulillah, akhirnya dia mau datang menjenguk ibunya yang sedang sakit.
Sesampai ke tempat tujuan maka tidak lama ibu dan anak itu pun saling berpelukan, menangis, dan saling memaafkan. Namun, tiba-tiba si anak bereaksi aneh dan ternyata dia kesurupan. Akhirnya saya dibantu oleh saudara mencoba meruqyahnya, belum saja selesai memabaca surat Al-Fatihah orang tersebut lemas dan tak sadarkan diri. Tak lama kemudian dia bangun sadarkan diri tanpa tahu apa yang telah terjadi. Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar….

Pelajaran yang bisa diambil dari 2 kasus di atas adalah sbb:
1. Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk dan membolak-balikkan hati manusia, maka senantiasa berdo’alah pada-Nya agar menetapkan hati kita dalam ajaran Islam.

يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلى دِيْنِكَ
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu." 
(HR Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan lainnya)

2. Minta tolonglah kepada Allah SWT dengan senantiasa sabar dan sholat sebagai dalam segala permasalahan apapun.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." 
(QS. Al-Baqarah [2]: 45)

3. Pengalaman tersebut mudah-mudahan menjadi ibroh/pelajaran bagi kita agar mewaspadai makar dan segala usaha licik syetan untuk menggelincirkan manusia ke dalam neraka. Syetan amat senang dan selalu berusaha untuk memutuskan tali silaturrahim. Syetan membisikkan kedengkian dan permusuhan sekalipun dalam satu keluarga yang diikat dengan hubungan darah.

4. Ternyata ada intervensi jin jahat dalam diri orang yang memutuskan tali silaturrahim, bukan semata-mata dikarenakan ego atau karakter bersangkutan.

5. Waspada dan hindarkan diri dari sedih, emosi, serta senang yang berlebihan karena itu semua merupakan pintu yang amat mudah syetan menguasai diri/tubuh manusia.

6. Kewajiban muslim untuk mendamaikan saudaranya yang sedang bertikai.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." 
(QS. Al-Hujurat [45]: 10)

Senin, 08 Juli 2013

Rojiim, Si Jin Gunung Galunggung yang Leubay


Hari itu adalah hari yang cukup sibuk di sekolah, para guru tengah sibuk mengolah data nilai siswa dan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Demikian halnya, saya  begitu asyik menyelesaikan input data nilai para siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) serta input data Guru PAI se-Kota Bogor yang harus segera diserahkan. Tak lama kemudian, ba’da Dzuhur, datanglah sepasang suami istri yang ternyata mereka adalah orang tua murid yang minta waktu untuk konsultasi tentang masalah penyakit yang diderita sang suami.


Suaminya menceritakan bahwa selepas mengadakan penelitian di Kawah Gunung Galunggung, selama 3 bulan lamanya ia menderita sakit yang aneh, kepala terasa pusing, badan selalu terasa lemas, jantung berdebar-debar, bahkan saat membaca al-Qur’an dada menjadi terasa sesak. Sehingga setiap akan melaksanakan sholat sang suami harus ditemani oleh istrinya karena khawatir jatuh dan tidak kuat. Bagaimana bukan penyakit yang aneh, karena dia sempat dirawat seminggu lamanya dan dokter tidak tahu penyebab penyakit tersebut. Saat dicek  gula darah, tensi, jantung, dll ternyata dalam keadaan normal. Selanjutnya, saya tawarkan serta jelaskan Ruqyah Syar’iyah kepada mereka sebagai solusi islami bagi umat yang menghadapi masalah/gangguan medis, psikis, maupun non medis. Sebagai deteksi awal, saya berikan minyak Daun Bidara (Sidr) untuk diminum hanya beberapa tetes, tapi tidak ada reaksi yang terjadi. Padahal biasanya tatkala orang yang mengalami gangguan non medis (jin jahat/syetan/sihir) meminum Daun Bidara (Sidr) maka tidak akan lama akan merasakan pusing, mual, bahkan muntah-muntah.
Hal ini, tidak membuat saya pesimis untuk berhenti sampai disitu sehingga saya mengajak kedua orang tua murid tersebut ke musholla sekolah untuk diruqyah. Setelah berwudhu dan dilanjutkan sholat sunnah mutlak kami memohon kemudahan, kesembuhan, serta pertolongan kepada Allah, Dzat Yang Maha Penyembuh dan Maha Kuasa.
Sebagai pembukaan, saya tuntun si Bapak untuk istighfar dan bertaubat kepada Allah SWT dengan membaca Do’a Tazkiyah dan Ikrar Pemutus Perjanjian (yang saya pelajari dari Ust. Perdana Akhmad) secara khusyu. Baru saja membaca beberapa kalimat Ikrar Pemutus Perjanjian, maka tiba-tiba tangan si Bapak bergerak-gerak tak terkendali. Melihat reaksi tersebut maka saya kemudian memposisikan diri di belakangnya, memegang kepalanya sambil menjampi (meruqyah) denganmembaca ayat-ayat al-Qur’an. Reaksinya semakin kuat bahkan tubuhnya terkapar dan banyak mengeluarkan dahak/ingus dari lubang hidungnya. Melihat kondisi tersebut, semakin semangat saya meruqyahnya sampai dia meronta-ronta seraya berkata: “Ampun, ampun, ampun….” Selanjutnya, terjadi dialog sebagai berikut:
Saya: “Siapa kamu dan apa agamamu? Ada berapa jin dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Saya Rojim, saya Islam. Ada 2 jin”
Saya: “Kenapa kamu masuk ke dalam tubuh orang ini?”
Rojim: “Orang ini sudah mengambil banyak ikan di Kawah Gunung Galunggung”…
Saya: “Maafkan dia karena dia tidak tahu!”
Rojim: “Ya, saya mau memaafkannya, tapi hati saya masih sakit….”
Saya: “Maafkan dia karena Allah…. Memangnya siapa yang punya ikan-ikan tersebut?”
Rojim: “Allah…. Tapi saya masih sakit hati….(Sambil terus menangis)” (Masya Allah, Ini jin pendedam n lebay juga, ya)
Setelah dinasihati, akhirnya dia mau keluar juga….
Setelah si Bapak sadar maka kami pun sujud syukur bersama. Namun, saya masih curiga lalu saya ajarkan kepada nya Teknik Ruqyah Praktis (dari Ust. Adam Amrullah), yaitu membaca Ayat Kursyi dan 3Qul lalu ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh sebanyak 3 kali dengan niat Pembentengan, Pembakaran, dan Pembakaran. Saat dia mengusap dengan niat Pembakaran (Burning) maka tiba-tiba badannya bergetar kembali dan meronta-ronta lagi. (Masya Allah, Ini jin ngeleyeud juga n tukang kibul juga, ya)
Melihat kondisi tersebut, saya lanjutkan terus meruqyahnya sambil beberapa kali melakukan teknik cengkraman dan teknik tarikan (dari Ust. Perdana Akhmad). Si Rojim meronta dan menggelepar kepanasan sambil terus mengeluarkan dahak-dahak/ingus yang cukup banyak dari hidung. Akhirnya, dia bilang mau keluar tapi takut pulang, karena pulangnya jauh ke Gunung Galunggung. Saya yakinkan dia dan do’akan semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keselamatan sampai kembali ke tempat tinggalnya (Masya Allah, Ini jin cemen bangeud, berani ganggu n masuk ke tubuh orang, eh malah pulang aja takut. Takut pulang karena 1 jin temannya udah kabur duluan. Padahal banyak kendaraan loh, bisa naik ojek atau becak ke Gunung Galunggung). Selanjutnya, sebagai penguat saya tuntun dia membaca Sumpah/janji: “Demi Allah, saya akan keluar dari tubuh orang ini dan tidak akan kembali masuk dan mengganggu kepadanya atau orang lain. Kalau saya melanggar maka Allah dan para Malaikat akan melaknat saya….”
Alhamdulillah, setelah dibacakan Ayat Kursyi beberapa kali ditambah teknik tarikan keluar lewat mulut, akhirnya Si Rojim pun pulang kampung…. (Ntah naik apa, yang jelas ‘ga naik Busway, wallahu a’lam).
Setelah sekitar 1,5 jam berlalu, energi yang terkuras dan badan yang agak letih menjadi terasa lebih segar kembali tatkala melihat kebahagiaan dan senyuman yang terpancar dari raut wajah si Bapak. Bahkan kini dia bisa melangkah lebih gagah dengan genggaman tangan yang begitu kuat tatkala bersalaman sebelum pulang.
Innalhamdalillah, Laa haulaa walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim….

Pelajaran dari pengalaman di atas:
  • Ruqyah Syar’iyah adalah solusi islami bagi umat dalam mengatasi masalah pisik, psikis, dan non medis. Karena Al-Qur’an adalah penawar/obat bagi orang-orang yang beriman.
  • Jika mengalami penyakit yang aneh dengan gejala-gejala di atas, coba deteksi dengan ruqyah mandiri, misalnya membaca atau mendengarkan murottal ayat-ayat Ruqyah. Kalau tubuh terasa panas, sesak, dan terasa kedutan/merinding berarti itu mah gangguan non medis. Atau dekatkan telapak tangan ke mulut lalu bacakan QS. Al-Fatihah, Ayat Kursyi, dan 3Qul, dan tiupkan ke telapak tangan. Selanjutnya, tempelkan telapak tangan ke bagian tubuh yang sakit. Jika terasa panas yang tidak wajar, geser ke bagian tubuh yang lain. Jika rasa panasnya ikut bergeser maka itu indikasi penyakit non medis.
  • Pelajaran kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat, termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna,
dari setiapkejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i, At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
  • Syetan/Jin jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
  • Jangan terlalu percayai kata-kata jin, karena kebanyakan dari mereka pembohong.
  • Saat diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari tubuh), misalnya berupa muntah-muntah atau keluarnya ingus/dahak dari hidung seperti kejadian di atas.
  • Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
  • Tidak selamanya ruqyah harus menggunakan cara-cara keras secara fisik, tapi perlu juga dilakukan dengan nasihat atau cara-cara yang baik kepada Jin sebagai makhluk Allah. Kalau Jin kafir ajak agar masuk Islam dan suruh keluar. Sedangkan kalau muslim, nasihati bahwa yang dilakukannya itu salah dan suruh untuk keluar karena takut kepada Allah. Kalau masih bandel, baru boleh gunakan pukulan, teknik sembelih, dll.
  • Sebagai penguat, sebelum jinnya keluar maka minta agar dia bersumpah/janji.
  • Jika Jin Muslim dan namanya tidak baik, maka tawarkan atau ganti namanya dengan yang lebih baik, contoh: ROJIIM (Terkutuk) menjadi: ABDUL ROHIIM (Hambanya Allah Yang Maha Penyayang)

Alhamdulillah, 2 Kasus Sakit Kepala Hilang setelah Diruqyah



 1. Meruqyah Kasus Sakit Kepala Non Medis
Terlihat murid-murid begitu semangat belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Mereka duduk lesehan di atas lantai mengelilingiku dan begitu antusias menyimak materi yang diajarkan. Saat itu, saya menjelaskan materi Iman kepada Malaikat dengan sub materi: Perbedaan malaikat dengan makhluk ghoib yang lain (jin, syetan, dan iblis). Di akhir pembelajaran, saya perkenalkan dan tawarkan Ruqyah Syar’iyah sebagai solusi islami bagi umat untuk mendeteksi dan mengatasi berbagai masalah/gangguan medis maupun non medis. “Siapa yang merasakan sakit yang terus-menerus?”, tanya saya kepada para siswa. Tak lama kemudian ada seorang siswi kelas VII yang mengangkat tangan dan menceritakan bahwa selama ini dia selalu merasakan pusing (sakit kepala) di bagian kepala.
Selanjutnya, di hadapan para siswa yang lainnya saya pun meruqyah siswi tersebut. Saya gunakan sarung tangan terlebih dahulu dan meletakkan tangan kanan di atas kepala siswi tersebut. Kemudian saya membaca QS. Al-Fatihah dengan khusyu dan penuh harapan kepada Allah SWT agar Ia memberikan kesembuhan. Sedangkan siswi tersebut duduk menghadap kiblat dan menyimak bacaan sambil menutup mata. Selesai membaca QS. Al-Fatihah, saya bertanya pada siswi tersebut:
Saya: “Apa yang kamu rasakan atau kamu lihat tadi?”
Siswi: “Tadi saya lihat ada makhluk botak, terus tak lama dating pedang yang bercahaya. Kemudian makhluk botak itu pun hilang.”
Saya: “Nah, sekarang…. Gimana pusingnya? Apa masih terasa pusing?
Siswi: “Alhamdulillah, sekarang saya ‘gak pusing lagi, Pak….”
Subhanallah, tentunya kejadian ini membuat saya dan para siswa kaget sekaligus kagum. Kagum akan kekuasaan Allah SWT. Dan momen ini tidak saya sia-siakan, maka segera manfaatkan untuk menanamkan tauhid yang kuat, saya bertakbir: “Allahu Akbar!” Para siswa pun segera menjawab dengan lantang dan bersemangat: “Allahu Akbar!....” Selanjutnya, saya jelaskan bahwa ini bukti bahwa Al-Qur’an itu mukjizat sehingga wajib bagi kita sebagai muslim untuk mempelajari, memahami, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
SaudaraQyu…. Tentunya metode pembelajaran seperti di atas akan sangat membekas dan tertanam kuat dalam hati para siswa sehingga mereka akan semakin cinta dan takut kepada Allah SWT dan tentunya mencintai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka.

2. Meruqyah Kasus Sakit Kepala Medis
Saat itu. Saya sedang asyik mempelajari Quranic Healing secara online di Ruang Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) sekolah ditemani oleh beberapa guru dan Tim SIM. Kemudian sambil browsing saya juga menceritakan bahwa Ruqyah Syar’iyah adalah solusi islami bagi umat untuk mengatasi berbagai masalah medis maupun non medis. Ternyata, ada rekan yang penasaran dan menceritakan bahwa selama ini dia merasa migraen atau sakit kepala dan memang aktivitas kesehariannya adalah selalu bekerja di depan laptop/komputer. Setelah dia setuju, saat saya tawarkan ruqyah maka saya pun membaca ayat-ayat Ruqyah standar sambil memegang kepalanya dengan tangan kanan.
Beberapa menit pun berlalu dan rekan saya tersebut terlihat menikmati, menyimak sambil menutup mata. Setelah selesai diruqyah, saya menanyakan kondisinya dan dia menceritakan tidak terlintas penglihatan apapun saat dia diruqyah dan hanya merasakan rileks selama itu.
Subhanallah walhamdulillah, rekan saya tersebut menjawab: “Wah, pusingnya hilang…. Pak Rizal sakti juga, ya….
Masya Allah, tabarokallah…. Lucu juga ya, dengar ada orang menyebut saya sebagai orang yang sakti. Padahal sebagai muslim, saya tidak menggunakan ilmu kesaktian tapi justru siapapun bisa meruqyah dan tentunya Allah Yang Maha Penyembuh.  Innalhamdalillah, Laa haulaa walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziim….

Al-Quran Display