(Ditulis oleh Rizal Dalil, M.Pd.I berdasarkan pengalaman mengajar di SMPN 1 Kota Bogor)
Seperti biasanya, adalah merupakan saat-saat yang ditunggu-tunggu bagi saya untuk belajar bersama dengan para anak didikku di sekolah, apalagi materi ajar pada saat itu sangat menarik yaitu tentang “Iman kepada Malaikat Allah SWT”. Oleh karena itu, sebelumnya kupersiapkan bahan ajar serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan yang dikemas dalam DVD Multimedia Pembelajaran PAI. Para siswa begitu tertarik dan antusias mengikuti sub materi “Perbedaan Malaikat dengan Jin dan Syetan”, apalagi untuk memperjelas materi ditayangkan beberapa film (video clip) tentang kesurupan, Ruqyah, serta aksi terbangnya “David Coperfield”, si Pesulap tersohor asal Amerika.
Materi “Iman kepada Malaikat” di Musholla
Sekolah
Sesaat kemudian, terlihat ada seorang anak yang
menangis tatkala mendengar penjelasan saya bahwa Anak Indigo itu musibah,
bukanlah anugerah. Hal tersebut mengundang rasa penasaran saya. “Pak, jadi
saya berdosa ya?....”, tanya anak tersebut. Kemudian ia menceritakan bahwa
ia bisa melihat makhluq-makhluq ghoib, termasuk beberapa jin yang terlihat
dalam film tersebut saat membantu menerbangkan si David Coperfield.
Selanjutnya, saya menasihati, memotivasinya, serta
mencoba meruqyah Anak Indigo tersebut. Setelah beberapa ayat dibacakan terlihat
ia merasa kepanasan dan menangis ketakutan karena melihat penampakan
makhluq-makhluq yang menyeramkan saat matanya tertutup. Peristiwa tersebut
merupakan pelajaran dari Allah SWT bagi saya dan para siswa sehingga semakin
memperkuat keyakinan kami tentang yang Ghoib. Karena selama sekitar 7
tahun mengajar dengan metode dan media belajar yang sama, saya belum pernah
menghadapi kasus Anak Indigo dan saya tidak bisa melihat penampakan ghoib pada
film-film tersebut walaupun saya tetap meyakini bahwa ada intervensi jin/syetan
pada aksi-aksi dalam film tersebut.
Peristiwa inilah yang mendorong saya untuk
menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu media dalam berdakwah
bahkan dalam proses pembelajaran formal sekalipun. Sehingga pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) akan lebih masuk ke dalam hati para siswa karena
tidak hanya bersifat teori, namun juga aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Beda tentunya jika siswa belajar tentang iman kepada makhluq ghoib sebatas
teori dibandingkan dengan pembelajaran yang disertai praktek dan fakta-fakta
nyata. Oleh karena itu, pada pertemuan pembelajaran PAI minggu depannya, saya
coba jelaskan dan tawarkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa Kelas
VII-A s.d VII-H sesuai jadwal pelajaran.
Masya Allah, hasilnya dari 7 kelas (240 siswa) ternyata
terdeteksi 14 siswa yang terkena gangguan Jin/Syetan baik gangguan yang ringan
maupun berat.
Masya Allah, begitu liciknya syetan dan bala tentaranya
berusaha menyesatkan generasi muda muslim agar jauh dari Allah SWT. Bagaimana
tidak? Ternyata ada siswa yang tidak pernah sholat atau amat berat melaksanakan
ibadah, merasa kepanasan tatkala berwudhu dan sholat. Bagaimana tidak sedih?
Orang tua atau guru mana yang tidak akan sedih tatkala mendengar curhatan isi
hati mereka:
“Pak, selama ini.... saya tidak sholat. Tidak berani masuk musholla
karena terasa panas....”
“Pak selama ini…. Saya melakukan sholat hanya sebatas gerakannya saja,
karena mulut saya terasa terkunci untuk membaca bacaan sholat....”
“Setiap masuk kamar mandi untuk berwudhu, saya terasa terdorong ke luar.
Berulang kali saya coba untuk masuk dan berwudhu maka saya akan kembali
terdorong keluar dari kamar mandi....”
”Pak setiap wudhu, saya merasa disiram air yang panas mendidih....”
Wahai saudaraku, para
mujahid dakwah, para guru PAI.... Tanamkan rasa takut pada anak didik kita
hanya kepada Allah SWT. Tanamkan kecintaan kepada ajaran Islam dengan
pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bukan hanya bersifat teori namun
juga full praktek dan life skill. Insya Allah, tatakala kita
kenalkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa, maka mereka menjadi
pribadi-pribadi yang tidak takut kepada jin/syetan, bahkan berani menghadapi
dan meruqyah temannya yang kesurupan. Selain itu, banyak juga siswa yang
termotivasi untuk rajin beribadah, sholat dan dzikir ba’da sholat. Mereka
semakin yakin bahwa Al-Qur’an merupakan mu’jizat, sehingga termotivasi membaca
dan menghafalkannya, bahkan ada yang ingin bergabung menjadi Tim Ruqyah
di sekolah.
Jadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai media
mendakwahkan tauhid yang murni kepada para siswa, keluarga sekolah bahkan para
orang tua siswa. Karena begitu banyak saudara kita yang terjebak ke dalam
kesyirikan yang dibungkus dengan ”casing” ilmiah dan ”ilmu karomah”
karena ketidaktahuan akan adanya solusi yang islami. Jadilah orang yang bisa
bermanfaat dan memberikan solusi, tidak hanya bisa mengatakan haram saja tanpa
solusinya.
Dalam pembelajaran di
kelas, saya juga menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu metode
pembelajaran PAI SMP Kelas VII, khususnya dalam materi ajar Iman kepada
Malaikat Allah SWT. Hasilnya.... Subhanallah, respon dan minat para
siswa dalam belajar PAI begitu sangat baik sebagaimana terlihat pada hasil
Angket dari 203 Siswa Kelas VII-A s.d VII-H SMPN 1 Kota Bogor (16 Maret 2013),
yaitu sebagai berikut:
1. Angket mata pelajaran yang menggunakan
Media dan Metode Pembelajaran yang Tepat
MAPEL
|
PAI
|
PKn
|
B. IND
|
B. ING
|
MATH
|
IPA
|
IPS
|
PENJAS
|
SENI
|
TIK
|
PTD
|
B. SUN
|
PLH
|
BK
|
JUMLAH
|
SUARA
|
150
|
5
|
3
|
18
|
43
|
18
|
13
|
0
|
5
|
2
|
5
|
2
|
3
|
267
|
|
%
|
56.2
|
1.87
|
1.12
|
6.74
|
16.1
|
6.74
|
4.87
|
0
|
1.87
|
0.75
|
1.87
|
0.75
|
0
|
1.12
|
100
|
Adapun grafiknya adalah sbb:
2. Angket pendapat siswa tentang tentang
implementasi Ruqyah Syar’iyyah
sebagai
salah satu Metode Pembelajaran
PENGGUNAAN METODE
RUQYAH DALAM PEMBELAJARAN PAI
|
|||||
PENDAPAT
|
SANGAT SETUJU
|
SETUJU
|
KURANG SETUJU
|
TIDAK SETUJU
|
JUMLAH
|
SUARA
|
74
|
121
|
7
|
1
|
203
|
%
|
36.45
|
59.61
|
3.45
|
0.49
|
100
|
TOTAL
|
96.06
|
3.94
|
Selain dalam pembelajaran di
kelas, Ruqyah Syar’iyyah juga dapat diajarkan dalam pembiasaan Dzikir di pagi hari di awal kegiatan Tadarus kepada para siswa.
Berikut ini adalah beberapa testimoni siswa tentang implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai metode pembelajaran:
“Saya merasa kalau diruqyah membuat hati tenang
dan nyaman....”
“Karena dengan itu kita dapat meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah dan tidak takut lagi pada syetan, dsb.”
“Hebat, saya setuju. Hal ini bisa membuat
siswa-siswi bisa lebih taat dan takut kepada Allah....”
"Karena bagi murid-murid yang merasa memiliki
gangguan jin/syetan disembuhkan lewat metode ini. Jadi lebih dekat juga
sama guru."
Wahai saudaraku, para mujahid
dakwah, para guru PAI.... Sebenarnya Allah SWT memberikan anugerah dan
kemudahan kepada kita. Karena tatkala kita mempelajari sesuatu maka Allah juga
akan segera mempermudah kita untuk mempraktekkannya. Demikian pula tatkala kita
belajar Ruqyah Syar’iyyah maka Allah akan permudah kita untuk mendalami
dan mempraktekkannya kepada para anak didik kita yang cukup banyak. Walaupun
tidak ada dalam kurikulum atau silabus, kita bisa aplikasikan Ruqyah
Syar’iyyah dalam beberapa materi ajar maupun kegiatan, seperti acara Bedah
Buku dan Artikel+Ruqyah Massal, Pesantren Kilat, dll.
Dokumentasi kegiatan ”Si Pitung” DKM Al-Hadi
SMPN 1 Kota Bogor, tanggal 9 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar