Suatu hari tatkala Bapak masih muda (sekarang juga masih muda sih, he7x....), ketika Bapak duduk di depan musholla An-Nuur. Lewat seorang ayah bersama 2 orang anaknya sambil membawa ayam. Selanjutnya ia bertanya: "Maaf, apa ada yang bisa bantu saya untuk memotong/menyembelih ayam?" Mendengar pertanyaan itu, Bapak hanya bisa menjawab: "Maaf g ada, saya 'ngga bisa pak...." Saat itu, Bapak ingin sekali membantu namun tidak punya pengalaman dan tidak bisa motong ayam. Itulah di antaranya yang memotivasi Bapak untuk mempelajari tata cara penyembelihan hewan, seperti: ayam dan kambing dari orang tua sekaligus guru Bapak, yaitu Bpk. H. Ilyas (guru PAI SMPN 1 Bogor).
Selain itu, Bapak pernah dengar berita tentang kematian seorang ayah dari keluarga kaya. Sayangnya, anak-anaknya yang berpendidikan tinggi (sarjana) hanya bisa menangis dan berdiam diri tanpa bisa mengurus jenazah ayahnya tersebut. Ironis sekali bukan?.... Hal ini terjadi karena mereka (anak-anaknya) tidak memiliki ilmu dan skill dalam bidang agama yang cukup. Sehingga, selama semalam mayit ayahnya dibiarkan begitu saja tanpa diurus dan baru diurus ketika pagi harinya, itupun minta bantuan kepada orang lain yang biasa menangani pengurusan jenazah.
Itu juga yang memotivasi Bapak untuk melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bukan hanya bersifat teoritis, namun juga Extra Life Skill (kemampuan hidup). Karena agama bukan hanya teori, namun juga perlu pengamalan dan praktek. Sebagaimana banyak ayat Al-Qur'an yang senantiasa menggandengkan antara Iman dan Amal, misalnya:
Itu juga yang memotivasi Bapak untuk melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bukan hanya bersifat teoritis, namun juga Extra Life Skill (kemampuan hidup). Karena agama bukan hanya teori, namun juga perlu pengamalan dan praktek. Sebagaimana banyak ayat Al-Qur'an yang senantiasa menggandengkan antara Iman dan Amal, misalnya:
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
"Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh...." (QS. Al-'Ashr [103]: 3)
Apa jadinya tatkala pembelajaran agama hanyalah teori dengan metode ceramah saja? Tentunya akan terasa GARING dan kurang menarik alias BORRING....
Oleh karena itu, Bapak coba buat dan masukkan materi praktek yang berbasis Life Skill "Banget", walaupun sebagian materi tersebut tidak ada dan jarang diperdalam di sekolah-sekolah umum. Contohnya: Praktek penyembelihan ayam, Praktek menguliti kambing, Praktek membersihkan & memasak ikan, Praktek makan bareung, Cleaning Service/Mission, Pengurusan Jenazah, Simulasi Manasih Haji, dll. Disamping tentunya skill-skill lainnya yang sangat penting dan dapat menjadi bekal kehidupan bukan hanya di Dunia, tapi juga di Akhirat kelak, seperti: Thoharoh, Sholat, Baca-Tulis Al-Qur'an, dll.
So.... Itulah yang disebut PAI EXTRA LIFE SKILL
Oleh karena itu, Bapak coba buat dan masukkan materi praktek yang berbasis Life Skill "Banget", walaupun sebagian materi tersebut tidak ada dan jarang diperdalam di sekolah-sekolah umum. Contohnya: Praktek penyembelihan ayam, Praktek menguliti kambing, Praktek membersihkan & memasak ikan, Praktek makan bareung, Cleaning Service/Mission, Pengurusan Jenazah, Simulasi Manasih Haji, dll. Disamping tentunya skill-skill lainnya yang sangat penting dan dapat menjadi bekal kehidupan bukan hanya di Dunia, tapi juga di Akhirat kelak, seperti: Thoharoh, Sholat, Baca-Tulis Al-Qur'an, dll.
So.... Itulah yang disebut PAI EXTRA LIFE SKILL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar